Gerombolan Kekar dan Cepak Rusak Pagar Lahan Sentul City

Pengerusakan lahan Sentul City oleh sejumlah oknum./Foto: Istimewa

POJOKJABAR.com,BOGOR– Setelah tiga somasi berturut-turut hingga ajakan berdialog tidak mendapat respon, tindakan penyerobotan lahan milik Sentul City oleh seorang yang diduga bernama Andri, Tian dan juga Jacki atau Jacky memasuki babak baru.


Jakcy disinyalir adalah seorang pengusaha yang ingin berinvestasi di lahan milik Sentul City tanpa izin.

Sabtu (17/2/2018), sekitar pukul 10.00 WIB, kuat dugaan Andri membawa gerombolan orang berambut cepak dan bertubuh kekar, dengan cara bersama-sama melakukan pengrusakan pagar di area Sentul City, tepatnya di kampung Pasar Ipis, Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor.


Ketika wartawan hadir ke lokasi kejadian, salah satu saksi mata dan saksi fakta kejadian, Kang Gempol, warga masyarakat dari kampung sekitar yang memang sedang berjaga dan bekerja memasang pagar panel di area tersebut menerangkan, gerombolan cepak dan kekar itu tiba-tiba melakukan perusakan pagar.

“Mereka bahkan merusak handphone saya dan teman saya. Ngeri Pak, ada empat handphone yang dirusak karena kami mengambil foto pada saat kejadian tersebut,” katanya.

Menurut dia, warga ketakutan sebab diiring-iringan mobil tersebut ada salah satu mobil Land Cruiser ber plat khusus TNI. “Dengan tertera angka kalau tidak salah baca adalah 1140-02,” terangnya.

Saat ini peristiwa tersebut sudah ditangani Polres Bogor dan juga Polisi Militer Bogor karena adanya mobil berplat TNI yang datang bersama dalam rombongan.

Sementara itu pengacara Sentul City Faisal Farhan menambahkan, pihak PT Sentul City melakukan pemagaran di tanah milik sendiri.

Dijelaskannya, PT Sentul City mempunyai hak yang aktif dan sah, yaitu HGB dengan riwayat perolehan yang bisa dibuktikan secara hukum berasal dari HGU PTPN XI.

“Banyak hal bisa kami kerjakan di area tersebut untuk memberdayakan masyarakat sekitar dalam hal pertanian atau peternakan, terutama ke depan ini banyak teknologi pertanian yang bisa diimplementasikan untuk pemberdayaan masyarakat, selagi lokasi tersebut masih belum terbangun,” paparnya.

Sebagai perusahaan terbuka, lanjut Faisal, tentu merupakan tugas mereka menjaga aset perusahaan yang secara tidak langsung juga merupakan aset publik sebagai pemegang saham.

Sebagai perusahaan yang taat hukum, pihaknya sudah melaporkan kejadian ini ke kepolisian dan Polisi Militer.

“Biarlah proses hukum berjalan dengan sebaik-baiknya, dan kami serahkan kepada proses hukum, karena negara kita merupakan negara hukum dan hukum sebagai panglima tertinggi, bukan negara premanisme,” tandasnya.

Pihaknya menduga kuat gerombolan itu bukan dari TNI, tetapi orang sipil yang menggunakan atribut bergaya TNI.
“Sebab TNI yang kami kenal justru mengedepankan kesantunan dan membanggakan, bukan seperti apa yang terjadi kemarin ini,” pungkasnya