Dedi Mulyadi Dorong Proyek Pemerintah Rangkul Pekerja Lokal
Senin 19 February 2018 14:08 WIB
Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pekerja serabutan bisa menganggur berbulan bulan.
REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG -- Calon Wakil Gubenur Jabar, Dedi Mulyadi, prihatin dengan nasib buruh serabutan. Pasalnya, pekerjaan mereka tak menentu. Sehingga, berimbas pada tak pastinya pendapatan pekerja tersebut. Karena itu, mantan Bupati Purwakarta dua periode ini mendorong supaya proyek-proyek infrastruktur pemerintah bisa merangkul para pekerja serabutan lokal.
"Saya sudah keliling ke seluruh daerah, permasalahan yang didera buruh serabutan, yaitu soal ketidakjelasan lapangan kerja," ujar Dedi, saat kampanye di sejumlah desa di Kabupaten Karawang, Senin (19/2).
Saat ini, lapangan kerja bagi buruh serabutan masih terkonsentrasi di sektor petanian dan properti. Jika bukan musim bertani atau tidak ada proyek membangun gedung, maka para pekerja serabutan ini akan menganggur. Tak tanggung-tangggung, mereka menganggur bisa berbulan-bulan.
Jika demikian, maka roda perekonomian keluarganya berhenti. Akibatnya, akan muncul masalah baru. Yaitu, soal utang piutang. Buruh serabutan ini, akan terjerat lintah darat. Sebab, mereka harus membiaya anaknya sekolah. Serta berupaya untuk menutupi kebutuhan kehidupan sehari-harinya.
Karena itu, lanjut Dedi, solusinya proyek-proyek infrastruktur yang didanai dari anggaran pemerintah harus bisa merangkul para pekerja sektor informal tersebut. Mengingat, proyek pemerintah ini akan selalu ada setiap bulannya.
Di Jabar, hal ini bisa diterapkan. Yaitu, proyek-proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan, pemasangan jalan lingkungan pakai paving block, perbaikan irigasi, bisa melibatkan pekerja lokal setempat. Dengan begitu, setiap hari mereka bisa bekerja. Tentunya, keluarga punya penghasilan yang pasti.
"Bahkan, pihaknya juga mendorong supaya para pekerja sektor informal ini bisa diasuransikan hari tuanya," ujarnya.
Sementara itu, Ratih (46 tahun), tukang ojek asal Kampung Kepuh Tengah RT 02/35, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, mengaku, dirinya sangat kaget ketika rumahnya di kunjungi cawagub Dedi Mulyadi. Dirinya, terpaksa menyediakan jasa angkutan, akibat himpitan ekonomi.
"Suami saya buruh serabutan, penghasilannya tak menentu. Karenanya, saya ikut bantu suami mencari uang," ujarnya.
Dirinya ingin, pemerintah memerhatikan nasib para pekerja sektor informal. Salah satunya, dengan menyediakan lapangan kerja yang tetap. Supaya, kesejahteraan masyarakat kalangan bawah bisa meningkat.
Komentar
Posting Komentar